SEMUT MERAH

ASURANSI PAHALA

Jumat, 11 Februari 2011

biografi ketum njic

 
Saat langit menaburkan warna hitam. Tepatnya selasa (05/10/20010) malam rabu. Sekumpulan pemuda(di) sedang berkumpul dalam sebuah rumah kontrakan baru di jalan Kalimntan I. Mereka saling melemparkan argumentasi, dengan riuh, dalam mengejewentahkan sosok pimpinan baru yang ideal. Yakni pemilihan ketua umum NJIC (Nurul Jadid In Campus) periode 2010-2011. Beberapa saat kemudian, mereka berhasil memunculkan 5 kandidat calon Ketum NJIC. Antara lain: Saiful Rizal, Yulia Rahmi Ilamni, Rony Zainur Ridho, Muhammad Jaelani dan Muhammad Amirul Khotib.
            Dari kelima kandidat tersebut akhirnya terpilih satu orang. Yakni Saiful Rizal, yang kerap dipanggil Asep. Melihat sesosok Asep, anda akan heran. Mengapa? Sebab Ketum NJIC yang sekarang berbeda dengan sosok-sosok Ketum NJIC sebelumnya. Yang mana Ketum NJIC, sebelum Asep, sering diidentifikasi dengan sosok Ketum yang memiliki perawakan gendut dan besar. Semisal Mantan-mantan Ketum NJIC; Akhmad Ridwan, Ahmad Munib Mubarok, dan Edo Firdaus, yang berperawakan gendut (giant).
            Asep terpilih menjadi Ketum NJIC (2010-2011) dengan proses aklamasi. Bukan seperti pemilihan tahun-tahun lalu. Namun dengan terpilihnya Asep (pemimpin baru NJIC) bukan berarti menyurutkan cita-cita perjuangan NJIC yang adiluhung. Dan proses aklamasi tersebut bukanlah bentuk konspirasi. Ihwal ini telah diberitakan pada anggota NJIC secara keseluruhan. Baik yang aktif maupun tidak.
            Melihat Asep dengan sekilas, mungkin Anda akan beranggapan lain. Wajahnya tampak tua. Rambutnya sedikit uban. Hidungnya mancung. Matanya redup bagai siluet senja. Di tambah bibirnya merekah bagai kelopak bunga akan mekar. Apalagi tubuhnya yang terbungkus warna hitam. Tapi bukan hitam pekat, melainkan hitam kecoklatan. Ya, black-sweet. Padahal Asep, secara fisik, masih belia. Ia lahir di Jember, 28 Oktober 1987. Ia putra kedua dari bapak M. Tohir dan  Muyasaroh.
            Hebatnya lagi, Asep pernah berkecimpung dalam dunia masak-memasak (koki), semasa ia masih mondok. Ia bekerja di Warung Dal-Sel sekitar 3 tahun-an. Dengan latar belakang seperti itu, sesosok Asep mungkin tidak bisa ragukan lagi dalam membangun organisasi NJIC ke depan. Sebab ia telah memunyai 3 keahlian: komunikasi, tulis-menulis, etos kerja:
  1. 1.      Komunikasi
Komunikasi adalah salah satuh tehnik interaksi yang dapat mempengaruhi, memotivasi orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menguasai dunia, sudah banyak para tokoh yang sangat menguasai komunikasi hingga dapat menajadi orang sukses, misalkan saja tokoh ploklamasi dan presiden kita pertama bapak Soekarno. Dengan teknik komunikasinya yang bagus di dapat mempersatukan bangsa ini untuk melawan para penjajah untuk meraih kemerdekaannya. Dengan komunikasi yang bagus semoga Asep dapat memimpin dan mengayomi serta mempersatukan  kita para alumni NJ yang di jember.
  1. 2.      Tulis-Menulis
Karya tulis adalah saksi sejarah manusia. Dengan karya-karya tekstual yang agung, orang-orang besar mampu menorehkan sejarah emas bagi dunia. Semisal kitab-kitab suci, kitab-kitab serat, buku sejarah, dsb yang tak lekang dimakan masa.
  1. 3.      Etos kerja
Sang pemimpin bukan sang pemimpi. Dengan etos kerja yang dimiliki Asep memungkin menahkodai NJIC ke depan lebih baik dari pada sebelumnya. Di mana NJIC lebih konsistensi dan eksistensial dalam menerapkan Islam yang moderat dan madani sehingga islam menjadi rahmatal lil alamien. Berguna bagi bangsa dan Negara dalam memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Memupuk solidaritas sesama anggota NJIC terutama alumni Pondok Pesantren NURUL JADID.  Amien,,,,,
By : Rony Zastio Renandi