SEMUT MERAH

ASURANSI PAHALA

Kamis, 17 Mei 2012

Masalah Sosial


   Pengertian Masalah Sosial
Masalah atau poblema adalah perbedaan antara das sollen (yang seharusnya, yang diinginkan, yang dicita-citakan, yang diharapkan) dengan dan das sein (yang nyata,yang terjadi). Dengan kata lain, masalah adalah perbedaan antara yang ideal danyang real. Contohnya, ketika mencita-citakan masyarakat yang sejahtera, ternyata yang terjadi banyak masyarkat yang masih miskin. Kita menginginkan masyarakat yang cinta damai, yang terjadi malah masyarakat yang sering berbuat kerusuhan/ kekacauan. Kita mengharapkan masyarakat yang adil, ternyata menemukan masyarakat yang zali, dsb. Pembahasan tentang masalah ini akan difokuskan pada masalah social (social problem)
Dalam prespektif profesi pekerjaan social, menurut Soetarso (2007) maslah social merupakan kondisi social yang dinilai orang sebagai kondisi yang tidak enak. Masalah atau tidaknya suatu kondisi social bergantung orang atau pihak yang memberikan penilaian. Suatu masalah social akan sangat sulit penanggulangannya kalu lebih banyak orang menilainya tidak sebagai masalah. Contohnya masalah pelacuran.
Kartini Kartono (1992: 1-2) berpandangan, yang disebut sebagai masalah social adalah:
a. Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat-istiadat masyarakat (dan adat-istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama).
b.    Situasi social yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan merugikan orang banyak.
Dengan demikian, jelaslah bahwa adat-istiadat dan kebudayaan itu mempunyai nilai pengontrol dan nilai sanksional terhadap tingkah laku anggota masyarakat. Oleh karena itu, tingkah laku yang dianggap sebagai tidak cocok, melanggar norma dan adat-istiadat, atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum, dikategorikan sebagai masalah social.
Parillo yang dikutip Soetomo (1995:4) mengatakan, untuk dapat memahami pengertian masalah social perlu memperhatikan enpat komponen yaitu:
a.    Masalah itu bertahan untuk suatu priode tertentu.
b.  Dirasakan dapat menyebabkan berbagao kerugian fisik atau mental, baik pada individu maupun masyarakat.
c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar social dari satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
d.    Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.
Robert K. Merton mendifinisikan masalah social dengan menyebut cirri-ciri pokok masalah social. Baginya, cirri-ciri masalah social itu adalah adanya : “jurang perbedaan yang cukup signifikan antara standar-standar social dengan kenyataan social”. Oleh karena itu, menurut Merton masalah social selau mengacu kepada suatu jurang antara harapan-harapan yang ada, baik pada seorang individu maupun suatu kelompok, dengan kenyataan-kenyataan mengenai kebutuhan-kebutuhan apa yang dapat dipenuhi, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan apa yang dapat diperoleh orang di dalam suatu masyarakat (Achlis, 1982:27).

Menurut Horton dan Leslie dalam Suharto (2000), masalah social adalah suatu kondisi yang dirasakan banyak orang tidak menyenagkan serta pemecah aksi social secara kolektif. Dari definisi ini dapat disimpulkan, masalah social memiliki karakteristisk sebagai berikut:
a.    Kondisi yang dirasakan banyak orang
Suatu masalah baru dapat dikatakan sebagai masalah social apabila kondisinya dirasakan oleh banyak orang. Dengan demikian, tidak ada batasan mengenai jumlah orang yang harus merasakan masalah tersebut. Jika suatu masalah mendapat perhatian dan menjadi pembicaraan lebih dari satu orang, masalah tersebut adalah masalah social. Peran media massa sangat menentukan apakah masalah tertentu menjadi pembicaraan khalayak umum. Jika sejumlah artikel atau berita yang membahas suatu masalah muncul di media massa, masalah tersebut akan segera menarik perhatian orang. Kasus kriminalitas akhir-akhir ini sangat ramai diberitakan di Koran maupun di tekevisi. Kriminalitas adalah masalah social.
b.    Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan
Menurut faham hedonism, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari masalah, karena masalah selalu tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat sangat penting dalam menentukan suatu kondisi sebagi masalah social. Suatu kondisi dapat dianggap sebagai masalah social oleh masyarakat tertentu tetapi tidak oleh masyarakat lainnya. Ukuran “baik” atau “buruk” sangat bergantung pada nilai atau norma yang dianut masyarakat. Penggunaan narkotika, minuman keras, homoseksual, bahkan bunuh diri adalh masalah social, apabila aturan-aturan umum. Tetapi pada masyarakat yang memandang penggunaan minuman keras, misalnya, sebagi sesuatu yang “wajar” dan ”biasa” penggunaan whisky, johny walker atau sampagne bukanlah masalah social, meskipun dilakukan banyak orang.
  c.    Kondisi yang menuntut pemecahan
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan. Apabila seseorang marasa lapar, akan dicarinya rumah makan. Apabila sakit kepala, ia akan segera pergi kedokter atau membeli paramex. Umumnya, suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat merasa bahwa kondisi tersebut memang dapat dipecahkan. Pada waktu lalu, masalah kemiskinan tidak dikategorikan sebagai masalah social karena waktu itu masyarakat menganggap kemiskinan sebagai sesuatu yang ilmiah dan masyarakat belum memiliki kemampuan untuk memecahkannya. Sekarang, setelah masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi kemiskinan, kemiskinan ramai diperbincangkan dan diseminarkan, karena dianggap masalah social.
d.    Pemecahan tersebut harus dilakukan melalui aksi social secara kolektif
Masalah social berbeda dengan individu, masalah individual dapat diatasi secara individual, tetapi masalah social hanya dapat diatasi melalui rekayasa social seperti aksi social, kebijakan social atau perencanaan social, karena penyebab dan akibatnya bersifat multidimensional dan menyangkut banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar